SENI KERAMIK
Pengertian
Seni
kerajinan keramik , adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari
tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa
(dipijit, butsir, pilin ,
pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau
benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah, piring dan lain-lain.
Tujuan pembuatan
Membuat
keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan
dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu
dalam pengolahan maupun penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan
membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang lainnya.
Proses
membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang didalamnya terdapat
tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini paling beresiko terhadap
kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu
dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan
produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses
akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
Alat dan bahan
1. Bahan
keramik “Pengikat” Contoh : kaolin, ball clay, fire clay, red clay.
2. Bahan
keramik “Pelebur” Contoh : felspar, kapur.
3. Bahan
keramik “Pengisi” Contoh : silika, grog (samot)
4. Bahan
keramik “Tambahan” Contoh : water glass, talk, pyrophillit
5. Bahan
Keramik Mentah Glasir. (Bahan keramik
yang membuat lapisan gelas pada permukaan benda kerajinan keramik setelah
melalui proses pembakaran pada suhu tertentu), diantaranya adalah :
6. bahan
keramik tersebut mengandung SiO2 – pasir kuarsa – lempung – felspar
7. bahan
keramik tersebut mengandung oksida basa – potas felspar – batu kapur – soda abu
8. bahan
keramik tersebut mengandung Al2O3 – kaolin – felspar
9. Bahan tambahan Contoh : bahan pewarna (senyawa cobalt,
senyawa besi, senyawa nikel, senyawa chrom dan sebagainya), bahan perekat
(gum), bahan penutup (oksida sirkon, oksida seng), bahan pelebur (asam borat,
borax, Na2CO3, K2CO3, BaCO3 ,Pb3O4 dan sebagainya), bahan opacifer (SnO2, ZrO
dan sebagainya).
Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan
unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan
ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun penanganannya. Membuat keramik
berbeda dengan
membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang
yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini
paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling
berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik,
akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di
tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
Tahap-Tahap Membuat Keramik
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk
keramik, yaitu:
1. Pengolahan bahan
Tujuan
pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material
yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai.
Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara
manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu
yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan,
pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran
butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill.
Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak
seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim
digunakan adalah 60 – 100 mesh.
Pencampuran dan
pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam.
Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger
maupun mixer.
Pengurangan
kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang
berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi
jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini
dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan
alat filterpress.
Tahap terakhir adalah
pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat
dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan
keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar
didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah
tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang
dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik:
pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik
cetak (casting).
Pembetukan tangan langsung
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada
beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin
(coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
Pembentukan dengan teknik putar
Pembentukan
dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan
kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga
keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan
keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling
tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu
mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar
terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk
diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat
dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder:
misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan
adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun
alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar
adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan),
rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
Pembentukan dengan teknik cetak
Dalam
keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan;
tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan
cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah
badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan
berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah
benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda
dengan teknik putar atau pembentukan langsung,
3. Pengeringan
Setelah benda keramik
selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis
yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan
terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi
ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan
penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air
yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan
mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari
retak/cracking terlebih pada tahap 1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu
cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba
tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang
mengakibatkan penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap
awal benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi
penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering
dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti
dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi
massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah
tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil
pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang
terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa
reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat
(weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace
dapat dirinci dalam tabel.
5.Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan
tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat
disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk
menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC.
Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap
air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap
awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara
optimal.
6.Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk
yang dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi
tahapan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.